Kasus Vicky dan Elpigi 3kg yang Dihubungkan dengan Teori Kognisi Sosial




Kognisi Sosial adalah tata cara dimana kita menginterprestasi, menganalisa, mengingat dan menggunakan informasi tentang diri kita dan dunia sosial. Singkatnya adalah bagaimana kita berpikir tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita. 

Berikut adalah 2 contoh kasus yang berhubungan dengan kognisi sosial:



KASUS 1
"Kontroversi Hati" dan "Konspirasi Kemakmuran" ala Vicky Prasetyo
Penulis : Ichsan Suhendra | Senin, 9 September 2013 | 17:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gaya bicara Vicky Prasetyo, mantan tunangan penyanyi dangdut Zaskia "Gotik", kini tengah ngetren di media sosial. Vicky alias Hendrianto bin Hermanto menggunakan "kosakata unik" yang terdengar tidak pas di telinga saat wawancara dengan sejumlah pekerja infotainment seusai acara pertunangannya di Hotel Kempinski, Jakarta, Minggu (1/9/2013).
Dalam cuplikan video "C&R" berdurasi 59 detik yang diunggah di media sosial Youtube, Vicky mengenakan jas hitam duduk didampingi Zaskia yang mengenakan kebaya hijau dengan mahkota di kepalanya. Video itu diunggah akun "tv-ri" pada 7 September 2013. Judul videonya "Wawancara Kocak Zaskia Gotik & Vicky Prasetyo yg sok memakai bahasa intelek".
Kepada para pekerja infotainment, Vicky berujar, "Di usiaku ini, twenty nine my age, aku masih merindukan apresiasi karena basically, aku senang musik, walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya."
Ia berujar lagi, "Kita belajar, apa ya, harmonisisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir kita enggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan kudeta apa yang kita menjadi keinginan."
"Dengan adanya hubungan ini," lanjut Vicky, "bukan mempertakut, bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia, tapi menjadi confident."
"Tapi, kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita tetap lebih baik dan aku sangat bangga..." kata Vicky lagi.
Seusai memberikan keterangan itu, Zaskia berkata mesra kepada Vicky, "Dibeliin rumah ya Pap ya, aku dibeliin rumah ya sayang ya..."
"Nantilah, kita komunikasikan lagi," jawab Vicky.
Akun Rahmat Hidayat berkomentar di laman video itu, "Saya yakin Vicky suka nonton berita politik, mungkin dia dapat adrenalinnya bukan inteligensinya."
Di media sosial Facebook, video Vicky juga ramai disebarkan. Gaya bicaranya bahkan diikuti. Seorang Facebooker, Rusdi Mathari, menulis demikian pada statusnya, "Pembebasan Rasyid Rajasa mempertakut dan mempersuram statusisasi kontroversi hati dan konspirasi kemakmuran kasus Dul. Harmonisasi kasus tidak boleh mengkudeta kita punya keinginan, tapi kita harus menyiasati untuk labil ekonomi; karena usia hukum saat ini, ya twenty nine my age ya."
Ditangkap
Sehari setelah pertunangannya, Zaskia memutuskan hubungannya dengan Vicky. Alasannya, ia merasa dipermainkan oleh Vicky. Ia banyak mendapat informasi kalau Vicky sudah beristri dan sering mempermainkan wanita (baca: Sehari Sesudah Dilamar, Zaskia "Gotik" Akhiri Pertunangannya).  
Akhir pekan kemarin, tim jaksa gabungan dari Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Negeri Cikarang menangkap Vicky yang ternyata telah menjadi terpidana kasus pemalsuan dokumen akta tanah. Vicky masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) alias buron Kejari Cikarang.
"Hendrianto telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana menggunakan surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah surat tersebut asli terhadap sebidang tanah seluas 2.594 m2 dengan nominal Rp 1 miliar yang merugikan ahli waris, Ny Nyoih binti Entong," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Setia Untung Arimuladi.

PEMBAHASAN TEORI
            Jika dihubungkan dengan kognisi sosial, maka kasus 1 berhubungan dengan heuristik keterwakilan (representative heuristic), yaitu sebuah strategi untuk membuat penilaian berdasarkan pada sejauh mana stimuli atau peristiwa tersebut mempunyai kemiripan dengan stimuli atau kategori yang lain. Dalam kasus tersebut, Vicky (Hendrianto bin Hermanto) tunangan dari Zaskia, berpenampilan rapi dan mengenakan jas hitam. Pembicaraannya menyangkut-pautkan dunia politik, ekonomi dan berkesan intelek. Kita tidak tahu apa pekerjaan Vicky, apakah ia seorang pengusaha, pejabat politik, pengacara atau pekerjaan lainnya. Salah satu cara cepat yang biasa digunakan oleh beberapa orang adalah  menebak yaitu membandingkannya dengan orang lain dari masing-masing profesi. Seberapa jauh ia mirip dengan orang-orang yang pernah kita temui dari masing-masing profesi tersebut atau mungkin dari kekhasan masing-masing profesi.
            Pada awalnya, mungkin beberapa orang mengira Vicky adalah seorang pengusaha atau pejabat politik, dengan gaya berpakaian dan bicaranya, namun setelah diamati lebih jauh perkataan Vicky menggunakan “kosakata unik” terdengar tidak pas di telinga saat wawancara dengan sejumlah pekerja infotainment seusai acara pertunangannya di Hotel Kempinski. Hal tersebut membuat beberapa orang merasa aneh dan curiga terhadapnya. Ditambah lagi, ketika tim jaksa gabungan dari Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Negeri Cikarang menangkap Vicky yang ternyata telah menjadi terpidana kasus pemalsuan dokumen akta tanah. Ia masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) alias buron Kejari Cikarang. Maka, jelaslah siapa Vicky sebenarnya dan hal tersebut membuktikkan bahwa telah terjadi heuristik keterwakilan, yang terkadang heuristik keterwakilan ini dapat mengarah pada kesalahan dalam pemikiran kita ketika mengenai orang lain.

KASUS 2

Stop Ledakan Tabung Gas LPG!

Khozanah Hidayati | 10 August 2010 | 01:53
Program konversi energi dari minyak tanah ke gas LPG semestinya menjadi solusi pengurangan beban subsidi pemerintah yang sangat bagus, sehingga dengan program tersebut akan didapatkan penghematan anggaran pemerintah yang sangat signifikan, selain itu juga menambahkan kemudahan kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan energi untuk urusan dapurnya. Namun sungguh ironis hampir setiap hari kita menyaksikan di TV terjadinya kebakaran akibat tabung gas LPG yang meledak, yang kian hari korbannya kian bertambah. Dan jumlah korbannya menurut sumber Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) adalah sampai Juni 2010 terjadi 33 kasus, 8 orang meninggal dan 44 orang luka-luka. Tahun 2009 terjadi 30 kasus, 12 orang meninggal dan 48 oarng luka-luka. Tahun 2008 terjadi 27 kasus, 2 orang meninggal dan 35 oarng luka-luka. Dan tahun 2007 saat program konversi energi ini dimulai terjadi 5 kasus dan mengakibatkan 4 orang luka-luka.
Dari uraian tersebut di atas dan kejadian serta korbannya menunjukkan tren terus meningkat, pertanyaannya ini semua salah siapa? Pemerintahkah sebagai pengambil keputusan yang salah dalam pengambil kebijakan konversi energy ini? Atau karena terjadinya akibat human error? Memang tidak sepatutnya kita mencari siapa yang salah namun alangkah baiknya kalau intropeksi diri demi perbaikan sekarang dan yang akan datang yang dikedepankan dalam menyikapi masalah ini.
Kejadian di masyarakat yang kita saksikan selama ini adalah saling menuding mencari siapa yang salah tanpa mengambil bagaimana solusi yang terbaik. Memang kebijakan pemerintah yang baik, tanpa dilakukan sosialisasi yang tepat dan intens dalam artian sosialisasi sampai pada masyarakat di tingkat lapisan bawah, maka kebijakan yang semula bertujuan sangat mulia tersebut itu akan dengan mudah terhapus atas kejadian-kejadian merebaknya tabung gas LPG meledak yang terjadi hampir tiap hari di berbagai daerah di tanah air tercinta ini.
Sepertinya kebijakan konversi energi dari minyak tanah ke gas LPG ini tanpa mempertimbangkan aspek sosiolagis dan historis dari masyarakat. Hal ini didasarkan tanpa adanya sosialisasi yang intens dan tidak mempertimbangkan aspek historis bahwa masyarakat kita mayoritas belum mengenal akan teknologi baru berupa gas LPG.
Ini tampak terlihat bahwa ketiadaan kesiapan pemerintah perihal perubahan sosial yang direncanakan melalui pembuatan kebijakan konversi energi dari minyak tanah ke gas LPG ini, yang kemudian pada implementasikan menimbulkan dampak problemetik yang cukup serius. Pemerintah sendiri tidak siap menanggung akibat dari ledakan tabung LPG, ini ditandai dengan tidak sigapnya pemerintah dalam menangani korban ledakan.
Kebijakan yang tanpa mempertimbangan aspek sosiologis dan historis masyarakat, akan berpotensi menimbulkan masalah. Masyarakat kita sudah puluhan tahun hidup dengan minyak tanah dan bahan bakar kayu, secara tiba-tiba dipaksa untuk beralih teknologi, yang teknologi baru tersebut sebelumnya belum pernah diketahui apalagi dipahami.

PEMBAHASAN TEORI
            Jika dihubungkan dengan kognisi sosial, maka kasus 2 berhubungan dengan heuristik ketersediaan (availability heuristic), yaitu sebuah strategi untuk membuat keputusan berdasarkan seberapa mudah suatu informasi yang spesifik dapat dimunculkan dalam pikiran kita. Dalam kasus tersebut, tertulis kejadian kebakaran akibat tabung gas LPG yang meledak, kian hari korbannya kian bertambah. Menurut sumber Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) adalah sampai Juni 2010 terjadi 33 kasus, 8 orang meninggal dan 44 orang luka-luka. Tahun 2009 terjadi 30 kasus, 12 orang meninggal dan 48 oarng luka-luka. Tahun 2008 terjadi 27 kasus, 2 orang meninggal dan 35 oarng luka-luka. Dan tahun 2007 saat program konversi energi ini dimulai terjadi 5 kasus dan mengakibatkan 4 orang luka-luka.
            Melalui pemberitaan tersebut, masyarakat mengalami efek dari meningkatnya ketersediaan, yaitu pemaparan awal. Pemaparan awal adalah peningkatan ketersediaan informasi sebagai akibat dari pemaparan suatu rangsangan atau peristiwa tertentu. Maka, hal tersebut akan berpengaruh pada keputusan atau penilaian yang akan dibuat oleh masyarakat. “Apakah  masyarakat berani menggunakan tabung gas 3 kg untuk memasak dirumah?”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Teori Kepribadian Psikoanalisa (Freud) dengan Teori Kepribadian Lainnya

Analisis Ciri, Sifat dan Karakter Hendy Setiono (Pengusaha Kebab Turki)

Apa yang membuat orang lupa dan mengingat?