Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Sekeping Kisah di Hari Ibu

Sesulit Itukah Membuat Ibu Tersenyum                Hari itu adalah hari khusus untukmu. Ku berharap memberikan kejutan spesial meski sederhana. Kubeli sebuah kue berwarna putih dan pink, berhias mickey dan minnie mouse diatasnya, dan tak lupa serangkai kata-kata “Selamat Hari Ibu”. Meski hujan mengguyur dengan memaksa, kusanggupkan menyetir sepedaku perlahan berharap agar tak merusak kue itu.                Tak lama kemudian ku telah sampai, keadaan bak kapal pecah yang akan karam. Kebocoran terjadi dimana-dimana. Barang-barang berserakan. Sang nahkoda menyuruh ketiga awak kapal untuk membereskannya. Namun, sang nahkoda itu tak punya kendali didalamnya. Satu awak kapal tergeletak pulas kedinginan berselimut kain tipis. Satu awak lainnya memandang jendela persegi tanpa menghiraukan perintah sang nahkoda. Ia telah asyik menyimak semua pemandangan yang ada dibalik jendela itu. Tinggalah aku seorang yang tersadar, menghiraukan perintah sang nahkoda. Kusumbat semua sumber tetes

Mozaik yang Terlupakan

HIDUP Hidup itu pilihan. Tapi, siapa yang memberi pilihan? Siapa yang membuat pilihan? Siapa yang harus memilih? Aku? Kamu? Dia? atau Mereka? Aku gak pernah memilih untuk bernapas atau tidak. Tapi, aku harus bernapas untuk merasakan oksigen (O2) memenuhi paru-paruku, dan aku harus bernapas memenuhi keperluan untuk hidup. Aku gak pernah memilih dilahirkan atau tidak. Tapi aku harus terlahir di dunia untuk menikmati indahnya kehidupan, dan untuk bertemu orang-orang hebat disekelilingku. Aku gak pernah memilih untuk bahagia atau sengsara. Tapi, aku harus merasakan kebahagiaan yang diberikan orang-orang disekitarku, dan merasakan kesengsaraan agar lebih kuat menjalani hidup demi orang-orang hebat disekelilingku. Aku gak pernah memilih berbicara atau diam. Tapi, aku harus berbicara ketika orang-orang hebat disekelilingku ingin, suka dan mau mendengar kicauanku, dan aku harus diam ketika orang-orang hebat disekitarku berbicara padaku dan keti