Behind Closed Doors-True Story
"Dengan kekuatan cinta dan air mata kami bergandengan tangan" Kalimat diatas yang tertulis di sampul depan novel non-fiksi karya Jenny Tomlin, "Behind Closed Doors". Novel ini mengisahkan tentang kisah hidup penulisnya. Meski berat rasanya menggali kembali kenangan pahit yang telah lama terkubur dalam-dalam, namun setelah kematian ayahnya, ia merasa harus menuliskan kisah ini dan membebaskan diri dari cengkeraman peristiwa itu. Jenny dan ke-empat saudaranya yang memiliki kisah masa kecil yang kelam, penuh dengan tangisan, kekerasan, penghinaan, teror dan kebejatan moral. Rumah yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak, berbanding terbalik dimana tak seorang pun merasa betah di dalamnya. Seorang ayah, yang seharusnya menjadi sosok pelindung, pemimpin dan bijak ( fatherfigure) justru menjadi ancaman. Ayah menganggap dirinya bak seorang raja di istana kecilnya, bertindak seenaknya, memukul seenaknya, emosi yang meledak-ledak,