Pengalaman Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Petrokimia Gresik -- PART 1
Sebelumnya
aku ingin berterimakasih kepada dosen pembimbingku Bu Kiki yang telah
membimbingku ketika PKL dan menyusun laporan PKL, dosen penguji laporan PKL ku
Bu Meita, pembimbing lapanganku Pak Edwyn dan Pak Widi, “My Partner in Crime” Ruri Bontang, dan pada teman-teman baruku
selama PKL “My New Partners in Crime”
hehehe...
Awal cerita sebelum PKL dimulai, aku
merasa bingung ketika nentukan konsen atau fokus di bidang psikologi apa, jujur
saja soalnya aku merasa tertarik dengan semua bidang psikologi mulai PIO,
klinis, pendidikan, perkembangan dan sosial. Bagiku semua punya keasikan dan
tantangan tersendiri. Pastinya juga punya kesulitan dan kelebihan
masing-masing. Kalau di tes kepribadian mungkin aku termasuk berkepribadian
yang sulit dalam menetukan pilihan kali yaa. Setelah bergelut dengan pemikiran
sendiri, diskusi dengan keluarga dan teman-teman sejawat (ceiilee), dan setelah
meminta petunjuk dari Sang Maha Kuasa, akhirnya aku memutuskan untuk memilih
fokus pada bidang PIO (Psikologi Industri dan Organisasi). Alasannya karena
jika PKL di PIO akan memberikan banyak pengalaman baru dibandingkan dengan PKL
di bidang psikologi lainnya, aku juga dapat langsung terjun dan melihat seperti
apa kerja lulusan psikologi di sebuah perusahaan, selain itu tidak bisa
dipungkiri lapangan kerja di PIO lebih banyak dibandingkan bidang psikologi
lainnya, ehm terus di PIO juga membuatku tertantang karena selama aku kuliah
sama sekali gak punya pikiran atau pengalaman di industri. Kalau di bidang
pendidikan aku pernah menjadi guru les bimbel, disitu aku mengobservasi dan
kurang lebih aku mempraktekan ilmu psikologi, seperti modifikasi perilaku (reward and punisment, reinforcement, etc),
mengobservasi cara belajar anak-anak, sikap mereka dan kepribadian mereka,
selain itu disitu aku juga mempelajari soal-soal yang diberikan kepada
anak-anak sangat kreatif “belajar sambil bermain”, hal ini juga mampu
merangsang katertarikan anak dalam belajar dan tidak membuat ia cepat bosan.
Sehingga hal yang wajar jika biaya les disitu cukup mahal. Murid-murinya ajee chines-chines (aku jadi kelihatan paling
item) hehehe...
Kembali ke topik, jika PKL di bidang
perkembangan aku sudah pernah ikut menjadi relawan untuk ABK (Anak Berkebutuhan
Khusus). Sebenarnya menarik banget menangani ABK, tapi karena itu lah aku
merasa sudah pernah merasakan di bidang itu jadi aku merasa tertantang untuk
mencari pengalaman di bidang lainnya. Lalu di bidang klinis, dulu ketika di
semester sebelumnya aku sudah pernah melakukan observasi dan wawancara pada
pasien rumah sakit jiwa (RSJ) meskipun cuma satu hari saja, namun aku merasa
sudah ada pengalaman di bidang itu. Nah tinggal yang sosial nih, sebenarnya
menarik tapi sayangnya aku gak punya gambaran sama sekali untuk PKL dimana kalo
aku pilih bidang sosial. So, akhirnya aku memiliki PKL di bidang PIO.
Ceritanya aku bisa PKL di PT
Petrokimia Gresik mungkin suatu hal yang cukup mustahil, karena jika PKL disana
minimal harus menyerahkan proposal 3 bulan sebelumnya, sedangkan di kampusku
baru mengumumkan pemilihan bidang PKL + 1 bulan sebelum PKL di
mulai... Uwoooo... Astaganaga
Sebelum menyerahkan proposal ke PT
Petrokimia Gresik, aku dan my partner in
crime mencari informasi ke beberapa perusahaan yang ada di Surabaya, mulai
V*va, Telk*m, P*s, dan beberapa perusahaan lainnya namun tidak ada yang
memberikan jawaban yang pasti, bahkan ada yang menolak karena psikolog di
perusahaan tersebut akan pensiun sehingga tidak ada yang akan menjadi pembimbing
lapangan. Biuuuhh... ini baru nyari tempat PKL, belum nyari kerja.. hidup itu
keras bung!
Beruntunglah aku punya partner in crime yang punya koneksi top
markotop hehe... Dia punya kenalan (saudara jauh) yang bekerja di PT Petrokimia
Gresik, alhasil aku dan my partner in
crime bisa PKL disitu. Alhamdulilah....
Tapi perjuanganku tidak sampai
disitu, aku dan my partner in crime berjuang
mulai membawa proposal ke perusahaan, mencari rumah kenalan my partner in crime, padahal kami sama
sekali gak tau kota Gresik. Akhirnya kami berdua nekat berpanas-panas ria mulai
naik bemo, bus, becak, tanya ke orang-orang, nyasar... ahhh sudahlah. Biaya
transport bolak-balik Surabaya-Gresik bisa habis 50 ribu/orang. Omigat L
Alhasil pada waktu hari pembekalan
kami nekat naik motor dari Surabaya ke Gresik dengan mengandalkan gps, ya ampun padahal selama di Surabaya
kemana-mana aku gak pernah pakai gps.
Selama perjalanan sempat beberapa kali nyasar, tapi beruntunglah kami kembali
ke jalan yang benar, dan tadaaa... kami sampai di PT Petrokimia Gresik. Setelah
pembekalan kami mencari kos-kosan, yaa you
know lah kami para ciwik-ciwik gak bisa kalo tiap hari harus pp
Surabaya-Gresik, capeknya itu loh belum lagi macet, belum lagi kalo ketemu truk-truk
besar (secara itu jalanan antar kota).
Oke fix...
Hari pertama pada tanggal 3 hingga 7
Agustus 2015, aku mengikuti kegiatan classroom
di Biro Diklat. Kegiatan classroom tersebut
bertujuan agar para peserta PKL dan peneliti memahami profil dan tata yang ada
di PT. Petrokimia Gresik. Pada saat hari terakhir kegiatan classroom yaitu hari Jumat tanggal 7 Agustus 2015, aku mendapat
KIKP disertai dengan pembagian tempat PKL dan APD. Pada tanggal 10 Agustus 2015
praktek kerja lapangan resmi dimulai. Pada hari itu, aku mulai memasuki di
bagian Departemen Personalia, bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yeee....
Ternyata oh ternyata yang PKL di
Departemen Personalia gak cuma kami berdua aja, tapi juga ada beberapa lainnya
yang kalo di total ada 15 ekor mahasiswa. Nih rinciannya 2 ekor dari UNESA (me and my partner in crime), 2 ekor dari
(statistik) ITS, 4 ekor dari (administrasi) UB, dan 5 ekor dari (psikologi)
UIN-Malang. Berarti jumlahnya 13 yaa hehehe...
Oya, pas awal kali ketemu pembimbing
lapangan (Pak Edwyn) sumpeh dah aku tegang banget soalnya beliau keliatan
serius banget hehe... yang aku bayangkan Petrokimia adalah perusahaan yang
besar jadi pastinya para pegawainya juga pintar-pintar, disiplin, dan perfect gituu. Ditambah lagi pas di
sebelah meja beliau ada pak Widi, wih badannya besar dan tinggi. Siapa coba
yang gak tambah tegang. Sampai-sampai beliau bilang “gak usah tegang, santai
aja” hehehe, tau aja nih kalo aku tegang. Setelah beberapa saat ngobrol... eh
ternyata para pembimbing ini baik banget, ramah, dan asiikk giituuu, apalagi
pak Widi kalo ngomong santai dan dikit-dikit bercanda sambil senyum. Heemmm....
rasanya langsung adeeemm... J
Hari berikutnya barulah kita bertemu
dengan teman-teman lainnya yang juga PKL di Departemen Personalia. Mereka
baik-baik dan ramah-ramah loh. It’s gonna
be a great days. Hari pertama kami memperoleh penjelasan mengenai manajemen
kinerja karyawan dari pembimbing PKL. Selain itu kami mendapat tugas untuk
digitalisasi, mengarsipkan hasil psikotes karyawan, membantu scan data, dan lain-lain. Tugas ini juga
kami lakukan untuk beberapa hari ke depan. Namun ada hari tertentu kami
mendapat tugas untuk mengarsipkan hasil tes kesehatan karyawan, dan kami juga
belajar analisis kebutuhan diklat di departemen diklat. Hal yang menjadi
kendala selama PKL adalah ketika menentukan topik atau judul untuk laporan PKL.
Biuuuhh... ngeden sak ngeden-ngedene. Sempat aku berganti topik laporan PKL,
yang awalnya budaya organisasi menjadi penilaian kinerja karyawan. Bahkan
ketika sudah menemukan topik masih belum selesai karena it’s not easy, aku baru menemukan topik itu ketika beberapa hari
sebelum berakhirnya PKL. Alur uripku mesti ndadak L. Saranku (sok
bijak) buat teman-teman atau pembaca yang mau PKL, ketika kalian PKL tentukan
topik apa yang akan kalian pelajari disitu, jadi kalian gak akan membuang-buang
waktu atau kebingungan kayak aku (jadi malu nih).
Yaa sutralah gak usah terlalu sumpek,
mending aku ceritain yang seneng-senang aja yaa J
Baru hari pertama, emang benar-benar
terbukti kalo kami semua crazy in a good
way, kami langsung merencanakan untuk jalan-jalan, bukannya merencakan
untuk melakukan apa selama PKL atau mencari topik untuk laporan PKL hahaha... Sometime is good to be bad.
Jadi di hari kedua sepulang dari PKL,
sore harinya kami berangkat ke Surabaya
Carnival Nigth Market (SCNM). Udah jelas kan dari namanya. “Surabaya” aduh
nasibku mati urip kok nang Suroboyo aee hehehe... tapi gapapa walaupun sudah
dua kali kesana, pasti rasanya akan betza kalo kesana bareng orang-orang yang
berbetza. Ternyata benar sesuai dugaan, seruuu buangeet jalan-jalan bareng
mereka. Sepulang dari SCNM kami mampir ke Sego Sambel Mak Yeye, itu tuh yang
tempatnya di gang, belakangnya DTC. Sebenarnya aku mau nyaranin ke tempat lain
yang lebih enak dan nyaman, kayak di taman bungkul, G-Walk, atau tempat lain.
Tapi karena salah satu anggota dari kami ada yang barusan kehilangan ktp, ktm,
dan sim, otomatis aku gak jadi ajak mereka kesan, soalnya kalo malam biasanya
ada satpol pp. Waktu itu jam 12 malam, jadi agak susah juga cari kuliner malam
di dekat situ. Nah, Sego Sambel Mak Yeye itu saran dari Pak Widi. Aku kaget
juga sih kok Pak Widi bisa tau ya Sego Sambel Mak Yeye, padahal tempatnya kan
terdimpit, terpencil gitu hehehe... (bercanda loh Mak Yeye, jangan marah yaa).
Emang bener-bener Pak Widi itu traveler
sejati “proud of you sir”. Oya pas
jalan-jalan Pak Edwin nya gak ikut. Entahlah kenapa, mungkin beliau lagi sibuk
atau kurang suka jalan-jalan, atau mungkin karena beliau sudah berkeluarga. Aku
kan masih anak baru disitu jadi ya kurang tau juga sih. Nah sedangkan pak Widi
masih bujang alias jomblo, makanya mungkin beliau lebih bebas kemana-mana dan
memang sudah dari oroknya beliau suka traveling.
Kami baru pulang ke Gresik pukul 1 pagi, uwooo aku gak pernah pulang main
sampek jam segitu. Alhasil karena aku dan my
partner in crime udah nguantuk dan capek banget jadi kami bermalam di
Surabaya, baru besok paginya kami berangkat ke Gresik.
Esok paginya di kantor kami semua
tepaaarrrrr.... Biasanya kami yang ngeciprit ramee banget, tiba-tiba hari itu
keheningan yang tercipta. Bahkan pak Widi sampai kaget kok tumben-tumbenan
anak-anak ini diam. Yaiya dong pak kami kan quite
in intelegent hehehe..
Selama PKL ada rutinitas sakral yang
mesti kami lakukan yaitu beli makan di Mbak Wiwik, tapi yang beli cuma
perwakilan 2 orang, sisanya mah nunggu atau mengarsipkan data. Sego bungkusnya
mbak Wiwik sudah terkenal enak dan murahnya di seantero kawasan industri
Petrokimia Gresik dan sekitarnya. Banyangkan dengan uang 5 ribu rupiah, kamu
bisa beli nasi bungkus dengan isi lengkap dadar jagung, sayur, oseng-oseng tahu
tempe, sambel, dan nasi pastinya. Murah kaaannn... di Surabaya juga ada sih
harga segitu tapi nasi penyetan lele dan tahu satu biji, terus porsinya juga
dikit. Tapi buat anak kos ini sudah nikmat dan bisa membahagiakan usus-usus
yang menggeliat gak karuan.
Ini
baru beberapa keseruan dan kegilaan yang kualami selama PKL. Masih ada
lanjutannya.. tunggu ya! It’s going to be
about happiness
(Lanjut ke-PART 2)
Mba pt petrokimia itu dekat gak dengan rs petrokimia? Kalau iya mba masih punya kontak kos kos an mbak dulu gak?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus