“Mengkaji Kehidupan Remaja dalam Novel Smile.. Aku Naksir Kamu! Berdasarkan Konsep-konsep Perkembangan Remaja”
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan (development) adalah pola perubahan yang dimulai sejak masa
pembuahan dan terus berlangsung selama masa hidup. Perkembangan manusia secara
umum mengalami beberapa periode, antara lain masa kanak-kanak, masa remaja dan
masa dewasa. Sebelum mencapai masa remaja (adolescense),
individu telah mengalami serangkaian perkembangan dan memperoleh banyak
pengalaman, yang pada akhirnya akan mempengaruhi perembangan masa remaja. Masa
remaja (adolescense) didefinisikan
sebagai periode transisi perkembangan masa kanak-kanak menuju dewasa, yang
melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional.
Sehingga, tugas pokok seorang remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa
dewasa.
Menurut John W. Santrock, masa
remaja dimulai pada usia 10 atau 13 tahun hingga 18 atau 22 tahun. Menurut para
ahli, perkembangan masa remaja dibedakan menjadi dua, yaitu masa remaja awal (early adolescence) dan masa remaja akhir
(late adolescence). Masa remaja awal
(early adolescence) kurang lebih
berlangsung di masa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan
perubahan pubertal terbesar terjadi pada masa ini. Sedangkan, masa remaja akhir (late adolescence) kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa
yang kedua dari kehidupan. Minat, karir, pacaran dan eksplorasi identitas
sering kali lebih menonjol di masa remaja akhir dibandingkan di masa remaja
awal.
Menurut tahap-tahap psikoseksual
Sigmund Freud, remaja berada pada tahap genital (genital stage), yaitu masa dari kebangkitan seksual. Pada tahap
ini, sumber kenikmatan seksual terletak di luar keluarga dan konflik-konflik
dengan orang tua yang tidak terselesaikan akan muncul kembali.
Masa remaja yang melibatkan perubahan-perubahan
biologis, kognitif, dan sosio-emosional, menarik para penulis untuk membuat
novel fiksi. Novel fiksi yang selama ini sering mengangkat cerita yang
bertemakan remaja, terkadang menceritakan remaja tanpa melihat keadaan atau
kondisi remaja di masyarakat. Beberapa novel fiksi, menceritakan kehidupan
remaja yang terkadang berbeda dengan konsep-konsep maupun teori-teori
perkembangan remaja. Sehingga, melalui makalah ini, penulis ingin mengkaji kehidupan
remaja yang ada di dalam novel tersebut, dan dihubungkan berdasarkan konsep-konsep
perkembangan remaja.
2. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah ringkasan cerita mengenai kehidupan
remaja dalam novel tersebut?
2.
Bagaimanakah kajian novel tersebut berdasarkan
konsep-konsep psikologi perkembangan?
3. Tujuan
1.
Untuk mengetahui ringkasan cerita mengenai kehidupan
remaja dalam novel tersebut.
2.
Untuk mengkaji novel tersebut berdasarkan
konsep-konsep psikologi perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Ringkasan
Cerita dalam Novel
Identitas Novel
Judul Buku : Smile ... Aku Naksir Kamu!
Penulis : Triani Retno
Penerbit : Andi, Yogyakarta 2011
Tebal : 170 halaman
Penerbit : Andi, Yogyakarta 2011
Tebal : 170 halaman
Sofie
adalah seorang pengagum rahasia (secret
admirer) yang hanya bisa lihat orang yang disukai dari jarak jauh. Ia
menyukai Juan, siswa kelas x sama sepertinya. Juan adalah seorang cowok idola
di sekolahnya.
Inilah
yang dialami Sofie, murid pindahan dari Surabaya yang kemudian bersekolah di
SMU Tunas Mandiri Bandung. Sebuah sekolah unggulan yang bikin hati deg-degan
tiap menerima pelajaran saking susahnya. Tapi lebih deg-degan lagi saat harus
lihat cowok yang ditaksir. Jangankan dengar suaranya, lihat senyumnya aja udah
bisa bikin Sofie panas dingin. Senyum yang bagi Sofie adalah senyum terindah di
dunia. Namun sayangnya, Sofie tak tahu nama cowok itu, yang ia tahu hanya
senyum cowok itu begitu indah.
Hingga
ketika sepulang sekolah, Sofie
tidak dijemput oleh Mas Aryo, dan ia
bertemu dengan Mr. Smile (sebutan untuk Juan) yang punya senyum termanis di
dunia. Sayangnya, Sofie yang sudah keburu panik tak sempat berkenalan dengan si
Mr. Smile. Namun, dengan bantuan Lia (sahabat Sofie), detektif spesialis
pencari cowok keren, barulah Sofie tahu bahwa si Mr. Smile bernama Juan.
Meskipun telah mendapat informasi yang cukup lengkap tentang Juan, Sofie tetap
merasa cukup dengan hanya melihat Juan dari jauh dan menikmati senyum manisnya
secara sembunyi-sembunyi. Sofie tak berani dekat-dekat dengan Juan karena ia
punya penyakit yang cukup kronis: panik, grogi, dan salah tingkah jika berada
di dekat cowok keren yang ia suka. Kalau sudah begitu, badan Sofie jadi panas
dingin. Kekonyolan dan kekacauan pun terjadi karena penyakit kronis Sofie ini.
Meskipun sebenarnya Juan sendiri tak pernah lupa pada pertemuan pertama mereka.
Namun,
tak disangka ada teman sekelasnya, Bimo, yang menyukai Sofie hingga menyatakan
cinta padanya, bahkan berani melukai Juan, karena merasa cemburu atas perhatian
Sofie pada Juan. Meskipun akhir cerita di dalam novel dibuat menggantung, Juan
dan Sofie terlihat saling memberikan perhatian khusus dan memperlihatkan bahwa
Juan juga menyukai Sofie, karena Juan penasaran hingga mencari informasi
mengenai Sofie.
2.
Kajian
Novel Berdasarkan Konsep-konsep Psikologi
Perkembangan
Menurut
tahap-tahap psikoseksual Sigmund Freud, remaja berada pada tahap genital (genital stage), yaitu masa dari
kebangkitan seksual. Pada tahap ini, sumber kenikmatan seksual terletak di luar
keluarga dan konflik-konflik dengan orang tua yang tidak terselesaikan akan
muncul kembali.
Jika dihubungkan antara teori Sigmund Freud
dengan novel tersebut, maka sumber kenikmatan seksual yang dialami oleh remaja
(Sofie) berada diluar keluarga, seperti mulai tertarik dan menyukai lawan
jenis, dan kepuasan berteman dengan kelompok atau sahabatnya. Konflik-konflik
dengan orang tua juga bermunculan, seperti konflik antara sofie dengan ibunya.
Meskipun ibu Sofie pernah merelakan ia menaiki angkot, sebab tidak ada yang
mengantarnya, namun tetap saja ibunya selalu melarang Sofie pergi ke suatu
tempat dengan menaiki angkot ataupun membawa kendaraan sendiri dan menyuruhnya agar
diantar oleh sopir atau kakak laki-lakinya. Padahal, sebenarnya Sofie ingin
melatih kemandiriannya. Hal ini, membuktikan bahwa konflik antara orang tua dan
remaja yang tidak berlebihan merupakan sesuatu yang normal. Konflik tersebut
dapat berperan sebagai perkembangan positif bagi remaja, karena akan membantu
remaja menjalani transisi dari ketergantungan masa anak-anak menuju kemandirian
masa dewasa. Meskipun dalam novel tersebut, seharusnya orang tua Sofie dapat
memberikan kepercayaan agar ia tidak terlalu bergantungan pada sopir atau kakak
laki-lakinya, ketika ia ingin berpergian.
Menurut
The American of Child and Adolescent Psychiatry mengelompokan remaja menjadi
tiga bagian, yaitu remaja awal (11-13 tahun), remaja
pertengahan (14-18 tahun), dan remaja akhir (19-24 tahun). Dalam novel
tersebut, tokoh utama adalah seorang remaja yang duduk di bangku SMA, sehingga
berada di dalam kelompok remaja pertengahan. Ciri-ciri perkembangan kelompok
remaja pertengahan, antara lain:
a.
Perkembangan fisik
Pertumbuhan
pubertas pada tahapan ini sudah sempurna, disisi lain pertumbuhan fisik pada
perempuan mulai melambat akan tetapi pada remaja laki-laki terus berlanjut. Novel
tersebut, tidak banyak menceritakan mengenai perkembangan fisik atau pubertas
yang dialami setiap tokohnya.
b.
Perkembangan Kognitif
Kemampuan
berfikir terus meningkat, sudah mulai mampu menetapkan sebuah tujuan, tertarik
pada hal-hal yang lebih rasional dan mulai berfikir tentang makna sebuah
kehidupan.
Kehidupan
remaja di dalam novel tersebut, tidak melihatkan bahwa remaja sudah mampu
menetapkan tujuan ataupun berpikir lebih rasional. Contohnya, Sofie yang belum
tertarik untuk mengeksplorasi bidang-bidang tertentu secara intensif dan ketika
mengalami kesulitan pada salah satu pelajaran sehingga mendapat nilai jelek,
Sofie tidak berfikir untuk mencari solusinya ataupun mencari bantuan kepada
orang lain. Ia hanya menanggapi kesulitan tersebut dengan santai saja.
c.
Perkembangan
Sosial-Emosional
Pada
periode ini, remaja mulai melibatkan diri secara intens dalam sebuah kegiatan
yang ia senangi, mengalami perubahan dari harapan yang tinggi tetapi dengan
konsep diri yang kurang. Body Image
terus berlanjut, kecenderungan untuk jauh dari orang tua semakin meningkat dan
semakin ingin bebas dari orang tua, pengaruh teman sebaya juga masih sangat
kuat, issu popularitas bisa mejadi sangat penting dalam periode ini, perasaan
cinta dan gairah pada lawan jenis semakin meningkat.
Jika
dilihat didalam novel tersebut, terdapat ciri-ciri remaja yang sesuai dan tidak
sesuai dengan keadaan remaja yang diceritakan, antara lain:
- Remaja mulai melibatkan diri
secara intens dalam sebuah kegiatan yang ia senangi. Bukti dalam novel: Sofie,
sebagai tokoh utama, tidak tertarik dan tidak mengikuti kegiatan atau
ekstrakurikuler di sekolahnya. Namun, Lia, sahabat Sofie, tertarik dan
mengikuti ekstrakurikuler taekwondo secara intens, atau Juan, tokoh yang
disukai Sofie, yang mengikuti ekstrakurikuler Karya Tulis Ilmiah (KIR)
disekolahnya.
- Kecenderungan untuk semakin ingin
bebas dari orang tua. Terbukti dengan keinginan Sofie yang menginginkan
berpergian tanpa diantar oleh sopir atau kakak laki-lakinya. Namun, keinginan
itu baru muncul, setelah mengalami kejadian saat tidak ada yang bisa
mengantarnya pulang sekolah, sehingga ia terpaksa menaiki angkot.
- Pengaruh teman sebaya. Terbukti,
ketika Sofie menyukai Juan, teman-teman Sofie mempengaruhinya untuk berkenalan
lebih jauh. Namun, teman-teman Sofie berubah mempengaruhinya untuk menerima
cinta Bimo, karena melihat cinta Sofie pada Juan yang hanya sebatas mengagumi
dan memperhatikan dari jauh. Namun, kenyataannya Sofie tidak terpengaruh dengan
pemikiran teman-temannya, ia tetap menyukai dan mengagumi Juan.
- Issu popularitas bisa mejadi
sangat penting. Terbukti, popularitas Juan sebagai cowok idola disekolahnya,
sehingga terdapat cewek-cewek yang mengidolakannya, termasuk Sofie.
- Perasaan cinta pada lawan jenis.
Bukti dalam novel: Sofie yang menyukai dan mengagumi
senyuman Juan, dan Bimo yang juga menyukai Sofie hingga Bimo sempat menyatakan
cinta kepada Sofie, saat menyanyi di Pensi sekolah lain. Hal tersebut
mendakakan suatu ketertarikan pada lawan jenis.
Remaja meluangkan banyak waktu dengan teman-teman
sebaya, lebih banyak daripada pada pertengahan dan akhir masa anak-anak. Oleh
karena itu, teman sebaya sangat mempengaruhi perkembangan sosial remaja. Menurut
John W. Santrock, kebanyakan relasi dengan kelompok teman sebaya pada masa
remaja dapat dikategorikan dalam salah satu dari tiga bentuk :
·
Kelompok atau crowd ialah kelompok-kelompok remaja yang terbesar dan kurang
bersifat pribadi. Anggota-anggota kelompok bertemu karena kepentingan atau
minat yang sama, bukan karena saling tertarik.
· Klik
atau cliques ialah kelompok-kelompok
yang lebih kecil, memiliki kedekatan yang lebih besar di antara anggota-anggota
dan lebih kohesif daripada kelompok.
· Persahabatan
individual ialah hubungan di antara anggota-anggotanya lebih erat dibanding
kelompok atau klik.
Jika melihat kehidupan remaja dalam novel
tersebut, maka diceritakan terdapat sebuah relasi dengan kelompok teman sebaya,
terbukti dengan sebuah persahabatan yang dimiliki oleh Sofie dengan Lia, dan
sebuah klik yang dimiliki oleh Sofie, Lia, Wina, dan Siska.
Remaja awal sering mengalami fluktuasi emosi
dibandingkan remaja pertengahan atau remaja akhir. Hal ini mungkin berkaitan
dengan perubahan kadar hormon di masa tersebut. Namun, sebagian besar peneliti
berkesimpulan bahwa pengaruh hormon tersebut kecil, dan jika pengaruh itu
terjadi, biasanya berkaitan dengan faktor lain, seperti stres, pola makan,
aktivitas seksual, dan relasi sosial. Pengalaman-pengalaman menekan yang
mungkin berkontribusi terhadap perubahan emosi di masa remaja adalah transisi
ketika memasuki sekolah menengah, munculnya pengalaman seksual dan relasi
romantis.
Jika melihat kehidupan remaja dalam novel
tersebut, maka konsep tersebut sesuai seperti, pada saat pertandingan basket, Bimo
tidak mampu mengendalikan emosinya ketika harus bertanding dengan Juan, lelaki
yang disukai oleh Sofie. Bimo bermain licik dan mencederai Juan, sebab, Bimo
cemburu ketika melihat perhatian yang diberiakan Sofie (perempuan yang disukai
Bimo) kepada Juan. Atau seperti Nadia yang berekspresi jutek dan kesal ketika
Sofie dekat dengan Juan, sehingga Nadia memarahi Sofie di depan banyak orang
ketika berada di perpustakaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masa
remaja melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional, seperti
emosi remaja awal yang masih naik-turun (fluktuasi), munculnya perasaan
tertarik kepada lawan jenis, atau keinginan jauh dan bebas dari orang
tua.
Sehingga, dari proses-proses kehidupan remaja tersebut menarik bagi para
penulis untuk mengangkat cerita menjadi sebuah novel fiksi yang bertemakan
remaja.
Cerita
kehidupan remaja pada novel berjudul “Smile ... Aku Naksir Kamu!”,
terdapat beberapa yang menceritakan remaja dengan melihat keadaan atau kondisi
remaja di masyarakat dan terdapat beberapa yang menceritakan kehidupan remaja
yang terkadang berbeda dengan konsep-konsep maupun teori-teori perkembangan
remaja, namun ada juga yang sesuai dengan teori-teori perkembangan remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W. 2007.
Remaja Edisi Kesebelas. Jakarta:
Erlangga.
Retno, Triani. 2011. Smile... Aku Naksir Kamu!. Yogyakarta:
ANDI
Komentar
Posting Komentar